Search

Share through Stories

Thoughts / Travel / Culinary / Fashion / Lifestyle

Category

Lifestyle

Kiddos

Salah satu kegiatan rutin saya di Manchester adalah mengajar madrasah for kids. dari kegiatan ini saya dan teman-teman yang lain jadi dapat panggilan baru : ustad dan ustadzah. padahal mah masih cetek banget agamanya… tapi ya ngga papa, anggap aja itu doa semoga bisa makin syar’i kayak ustadzah beneran huehehe 🙂

Madrasah for kids ini kegiatannya mengajar anak-anak Indonesia di Manchester mengaji. karena usia mereka beragam, jadi ada yang masih belajar iqro, ada juga yang udah bisa membaca alquran. bahkan ada juga yang hafalan quran-nya lebih banyak daripada saya (nah loh!).

Pertama kali mengiyakan ajakan jadi pengajar alasannya hanya karena i really love kids. and i do love them now.. meski harus rela dipanggil ‘aunty’, padahal maunya dipanggil ‘kak’ aja :p bocah-bocah itu ngomongnya pakai bahasa inggris. jadi saya pun harus mengajar mereka pakai bahasa inggris juga, soalnya rata-rata mereka udah lupa dan malah kurang fasih berbahasa indonesia.

Kemarin, teman saya yang mengajar juga, bercerita kepada anak-anak TPA tentang kisah Nabi Isa AS. dan ternyata mereka lebih familiar dengan nama Jesus dibanding Nabi Isa. begitupun dengan Maria dibanding Maryam.

Story time ini bener-bener menunjukkan kejenakaan anak-anak kecil dan bagaimana berbedanya kehidupan di Barat dan di Indonesia. teman saya sampai pada masa Siti Maryam tiba-tiba hamil tanpa memiliki seorang suami.

“Maryam got a gift from God and she got pregnant without getting married to anyone. we can’t get pregnant if we’re not married”

Waktu saya kecil, kalimat itu normal dan masuk akal aja. ditelan bulat-bulat bahwa kalau hamil itu harus menikah dulu sebelumnya. tapi, tiba-tiba seorang anak bernama K menyahut.

“My teacher got pregnant even though she has no husband”

Yang langsung disambut dengan tawa dari para pengajar lain yang ikut menyimak. masih ada lagi, J ikutan bersuara.

“They may got divorced”

Kita pun hanya bisa ketawa sambil geleng-geleng 😀

Mungkin emang beda yaa cara bercerita ke anak-anak yang hidup di Barat dan di Indonesia. di sini getting pregnant without husband sepertinya lazim aja. kayaknya kalau cerita yang persis sama diceritakan ke sepupu-sepupu saya yang masih seumuran anak-anak madrasah itu, mereka akan angguk-angguk aja.

Tapi hal bagusnya adalah, di sini semua orang, sejak kecil, terbiasa critical terhadap segala sesuatu. makanya anak-anak itu ngga serta merta mengiyakan segala fakta yang diceritakan. i don’t know if we should be critical about ajaran-ajaran agama, tapi menurut saya di kehidupan nyata it’s a good thing karena jadi membuka possibility baru, different point of view.

Kejadian kemarin membuat saya sadar kalau Indonesia itu termasuk salah satu negara yang environment dan budayanya pas banget buat belajar agama Islam huehehe. i wish those kids learn a lot from the madrasah..

And now that i’m getting to know the kids better and we got closer, jadi selalu ngga sabar nunggu hari Jumat untuk ketemu mereka 😀

Cheers

Recap 2.0

As promised, this is the Recap 2.0

Kelanjutan dari cerita saya dalam sebulan terakhir. seusai kunjungan ke Liverpool, saya langsung back to study mode karena ada deadline tugas di akhir minggu berikutnya. rasanya kayak lagi berenang dan trip kemarin itu hanya beberapa detik mengambil nafas sebelum lanjut menyelam.

The good thing is, saya kedatangan tamu yaitu teman les saya dan juga sahabat saya dari SMP. mereka akan menginap di my tiny little room selama weekend. hari jumat malam, sebelum teman les saya datang, saya menghadiri pengajian KARISMA alias Keluarga Islam Manchester yang diisi oleh Ustad Salim A. Fillah. itu kali pertama saya melihat beliau, meskipun udah jadi follower twitter-nya sejak lama karena tweet-nya selalu bikin hati adem.

Inti dari ceramah beliau malam itu adalah : sebuah cerita yang paling indah bukanlah cerita yang paling bahagia.. (it refers to cerita tentang Nabi Yusuf) sebagaimana jalan yang lurus itu bukanlah jalan yang smooth aja tanpa halangan dan rintangan.

Beberapa hari kemudian, seseorang membagikan link video ceramah dari ustad yang sama ketika beliau mengisi acara KIBAR Autumn Gathering, acara kumpul-kumpulnya umat islam asal Indonesia yang sedang tinggal di Britania Raya. satu bahasan yang menarik itu ketika si ustad bilang bahwa di dunia ini ada begitu banyak ketidakpastian.. jadi, bagaimana cara supaya kita tahu pekerjaan A baik atau engga untuk kita atau si B jodoh kita atau bukan? he said we need not to know, because Allah knows. kita hanya perlu solat istikharah dan berdoa.

It is interesting for me karena saat kuliah ada banyak sekali bahasan tentang managing risk and uncertainty. while risk is measurable, uncertainty is not. dan ternyata sebagai orang islam, kita diajarkan cara tersendiri untuk managing uncertainty, yaitu dengan solat istikharah…

On Sunday, i took my best friend around Manchester. pertama kalinya saya naik tram di Manchester (finally!). for some routes, ternyata lebih murah dibanding naik bus. sayangnya, tram ini hanya meng-cover beberapa rute aja. kami pergi ke MediaCity UK, the headquarter of BBC. ternyata di sana sedang ada bazaar tepat di pelataran Lowry Outlet. satu jajanan menarik yang too hard to resist adalah Welsh Cake. harganya satu pound dan rasanya enak! campuran rasa cinnamon, sedikit ginger.. dan ditabur dengan gula pasir. nyammm enak dan mengenyangkan sampai kami ngga perlu makan malam lagi. i got the recipe from the internet dan pengen nyobain bikin suatu hari nanti (entah kapan…). kami pun berfoto di depan Old Trafford Stadium dan juga bersama Alex Ferguson statue. it is a huge stadium, although i didn’t get inside.

Selanjutnya kami kembali ke city centre untuk berkeliling di Christmas Market. many food stalls and crafty stuffs. kebanyakan menjual german sausage yang tentunya ngga bisa saya cobain karena bukan daging sapi 😦 yang paling khas dari Christmas Market adalah hot chocolate-nya yang disajikan di customized mug. sebelumnya harus deposit mug sebesar 2 pounds dulu dan bisa diambil kembali kalau mug-nya dikembalikan. but i kept mine, kenang-kenangan haha. hot chocolate-nya bermacam-macam, bisa dicampur dengan berbagai jenis bir dan minuman beralkohol but don’t worry we just ordered a cadbury hot chocolate. that’s all. ada beberapa street art performance juga yang menurut saya harus diacungi jempol karena bagus dan niat banget! maafkan kami yang hanya menonton dan merekam tanpa giving a penny hehehe, maklum mahasiswa. waktu bucket untuk koinnya mau digilir ke penonton, kami langsung kabur wkwkw

This has been a long post, no? but i promise this will be the last section for now and the rest will be told on Recap 3.0

Ini tentang pengalaman tidak mengenakkan saya dengan PayPal. i used PayPal karena itu satu-satunya cara saya top-up laundry card. so far, transaksi saya hanya sejumlah 5-10 pounds perbulan. hari senin pagi, tiba-tiba saya mendapat email bahwa akun saya sudah melakukan dua transaksi each of USD 320 for itunes gift card which was crazy. i never made those transactions dan saya langsung report them as unauthorized transaction. saya dijanjikan bahwa investigasi akan berlangsung up to 7 days. malam harinya, saya mendapat email bahwa kedua claim saya berstatus accepted yang artinya i can get my money back for sure. PayPal will refund all the amounts, including the exchange rate applied. dalam seminggu saya tiga kali menelfon CS PayPal karena insecure, since uangnya belum balik-balik. and exactly 7 days after, i got my money back. segera saya hapus bank and card details di akun saya and i plan to close my account soon. seminggu penuh deg-degan luar biasa cause it’s a lot of money. dan alhamdulillah uangnya 100% kembali. i must say PayPal’s CS had been really helpful. sistem claim unauthorized transaction-nya juga patut diacungi jempol. but still, i won’t risk anything by using PayPal again….. so, if you guys have any similar problem, you may contact me and i probably can give advice and help 🙂

Cheers!

Recap

Hello from the other side… (singing Adele’s new song)

It’s been almost one month and a half since the last time i posted something here, isn’t it? i was so overwhelmed with the assignments that my course had thrown upon me. since i was overly busy with my assignments, you definitely have not miss too much fun of my life here in Manchester 😉

Now i’m about to make a recap of my time over the past one month.

Time flies way too fast. in a glimpse, suddenly i was on the middle of the first semester and i had to finish my financial appraisal assignment in a week. a bloody week. setahun kerja, belum pernah lembur sampai jam 9 malam. 3.5 tahun kuliah S1, belum pernah ngerjain tugas semalam suntuk. pecah telor akhirnya nginep di learning common dan melek sepanjang malam, baru pulang jam 7 pagi… kriyep-kriyep.

But i got myself a pretty good reward afterwards : day trip to Liverpool for only 4 pounds return. ada cerita lucu (dengan pelajaran berharga) waktu berangkat. sepertinya saya dan dua orang teman saya sampai di platform terlalu mepet dengan jadwal keberangkatan kereta (hipotesis kedua : keretanya yang terlambat). kami menunggu beberapa menit sampai ada kereta tujuan Liverpool datang. tanpa ragu, kami langsung naik ke kereta yang pertama tiba di peron. kami berada di dalam kereta Transpenine tujuan Liverpool dan saat petugas karcis mengecek tiket, dengan innocent-nya kami memberikan tiket kami. saat itulah fakta terungkap…

Ternyata tiket kami hanya berlaku untuk kereta Northern Rail (which is kalau dibandingkan dengan kereta Transpenine bagaikan KRL AC dengan KRL ekonomi hahaha). kami bertiga was totally blunt. sama sekali ngga ada yang ngeh kalau hanya berlaku di kereta Northern Rail, in fact saya bahkan ngga aware dengan kereta jenis apa yang saya naiki. pokoknya asal tujuan Liverpool aja 😀 untungnya si petugas karcis memaafkan kesalahan kami, para mahasiswa yang baru pertama kali naik kereta antar kota di UK.

Liverpool hari itu dituruni hujan dan sangat berangin. tapi kami bertahan, demi sejepret dua jepret foto. meskipun bibir rasanya udah kelu saking dinginnya, tetep harus selfie dulu 🙂 tujuan pertama sesampainya di Liverpool adalah Anfield Stadium, which much to my surprise ngga sebesar GBK (saya sebetulnya belum pernah juga sih masuk GBK).. anyway, hampir semua stadion di UK ada paket tour-nya. pinter juga mereka ‘jualan’. it’s very interesting to see the changing room, press room, and so forth. walaupun ngga kebayang sih, akan seperti apa kalau GBK juga punya paket tour. will it ever be that interesting?

Kunjungan berikutnya adalah Albert Dock, many visitor attractions are located in this area; maritime museum, Liverpool museum, the Beatles story (museum of the Beatles), wheel of Liverpool, etc. di museum maritim terdapat satu exhibition khusus mengenai kapal Titanic. dari situlah saya mengetahui kalau the claim that Titanic was unsinkable is not true. in fact, it was stated that “when Titanic’s watertight doors were closed, the ship would be ‘practically unsinkable’.” kapal cruise besar itu didesain untuk tetap mengambang meskipun air sudah memasuki empat kompartemennya. saat kapal Titanic tenggelam, airnya sudah membanjiri kompartemen keenam. so, apakah nahkoda kapal Titanic sombong? hanya Tuhan yang tahu 🙂

Hari sudah semakin sore seusai kami ‘jajan’ di toko the Beatles (i swear i didn’t buy a thing!). kami segera melanjutkan perjalanan ke Church of England Cathedral. karena sudah gelap, kami pun hanya berfoto dari luar gereja. kami juga berfoto-foto di depan gedung-gedung bernuansa heritage di dekat stasiun sebelum kembali ke Manchester (dengan kereta yang benar, tentunya). ogah rugi, kami menyempatkan mampir ke Cavern Pub terlebih dahulu, tempat the Beatles biasa manggung sebelum menjadi beken.

Itulah akhir perjalanan saya ke Liverpool. i got some other stories and will be published in Recap 2.0 soon.

 

Cheers!

7 hours

Dini hari tadi, tepatnya pukul 2 pagi tanggal 25 Oktober 2015, waktu seolah-olah berhenti berputar di UK (dan beberapa negara Eropa lain). jarum jam enggan bergeser meskipun 60 menit sudah berlalu (ini kiasan yaa, karena sebetulnya jarum jam bergerak seperti biasa, tapi kalau jam digital di handphone dan komputer udah otomatis menunjukkan angka yang sama meskipun satu jam sudah berlalu). this is the end of British Summer Time (BST) dan wilayah UK kembali berada pada zona waktu GMT.

Jangan dipikir terlalu serius, seperti “wah satu hari jadi ada 25 jam dong?!” karena sebetulnya ini hanya masalah mengganti zona waktu aja. sama seperti kalau traveling ke Kuala Lumpur dari Jakarta. di UK, pergantian zona waktu ini dilakukan 2 kali dalam setahun. di hari minggu terakhir di bulan maret, BST dimulai. dan saat autumn, zona waktu kembali ke GMT (saya kurang tau waktu tepatnya pergantian ini ditentukan oleh apa hehe, mungkin hari minggu terakhir di bulan Oktober ya?).

Anyway, saya jadi penasaran kenapa sih harus ganti-ganti waktu begini.. awalnya, BST muncul akibat extra daylight di pagi hari dinilai sebagai waste. anggap saat ini UK menganut hanya GMT, maka saat summer, matahari akan terang benderang pukul 3 pagi padahal ngga ada aktivitas apa-apa sepagi itu. kebanyakan orang masih akan terlelap. makanya dinilai sebagai waste. dengan menerapkan BST, maka matahari terang benderang itu muncul saat jam menunjukkan pukul 4 pagi. begitu kira-kira dari hasil studi literatur saya 😀 *sokbanget*

Nah, kenapa BST harus kembali lagi ke GMT saat winter? menerapkan BST all year long masih menjadi kontroversi di sini. berbagai riset masih terus dilakukan. so far, keputusan masih pada mengembalikan zona waktu ke GMT saat winter menjelang. dan alasan dibalik mengembalikan zona waktu sebagaimana seharusnya pun saya kurang tau :p

Anyway, let’s just enjoy the 7 hours difference between WIB and GMT while it lasts!

Cheers

Essentials

Welcome to my life in Manchester! if i’m not mistaken, this will be my first beauty product review. i’m not a make-up and skincare junkie but i do know when a product works best to my skin. Manchester is way too cold for a girl who comes from tropical country like me. the cold and dry weather gets your skin and lips dry easily.

I browsed the internet back home, trying to find the best cure to my problem. and these two have been the best friend to my lips and skin since day one in Manchester :

IMG_6293

Vaseline Petroleum Jelly and EOS Lip balm

Go check the web and you will find many benefits from petroleum jelly. the ingredient is pure 100% petroleum jelly, it doesn’t contain Paraben that is hazardous for our body (some cheap skincare and beauty products use Paraben as preservative, check the ingredients of every products and do try to avoid the one with this element). i bought it in Indonesia and i think it’s quite hard to find it. it rarely available in Guardian, Century, and Watsons. i got one from an import medicine store in ITC Kuningan, it’s on the 4th floor, if i’m not mistaken. Vaseline petroleum jelly is really popular for people who’s about to go to UAE for umrah and hajj. to me, this product makes my skin moist all day long. i apply it every morning to my face and some part of my body that easily gets dry (like arms-the cuticles, around my elbow, heels, and knee). there are other brands of petroleum jelly, but Vaseline is the most popular one. though some people still worried about using this byproduct of oil industry, Huffington Post released an article that ensure the Vaseline petroleum jelly is safe, highly refined, triple purified, and a non-carcinogenic.

EOS lip balm is an organic lip balm. it’s not too expensive for average people to buy. haven’t found a physical store in Indonesia who sell it but you can always buy it online through belanjamimo.com 🙂 online shop makes everything easy, doesn’t it? EOS is an abbreviation for Evolution of Smooth. i wear the summer fruit variant and it has fresh smell that makes me happy. the lip balm last longer than any other lip balm i’ve tried. i can only apply it once after shower (in the morning) and it hydrates my lips all day long. highly recommended!

After all, do drink plenty of water as it really helps to prevent your skin from getting dry. plus it’s healthy.

Gbye dry skin!

Cheers

A Week

From thursday to thursday. ngga terasa satu minggu sudah berlalu. meskipun masih ada puluhan minggu yang harus saya lalui di depan mata, yang tentunya akan lebih menantang karena perkuliahan segera dimulai. ada beragam first time experience di minggu pertama saya tinggal di Manchester. silly sometimes, atau lebih bisa dibilang norak sih :p

Pagi pertama di kota yang katanya sih the best city to live in the UK, saya mencari sarapan di sekitar rumah. sebetulnya, di seberang rumah saya ada beragam pilihan makanan. McD, Subway, Domino, dan ada restoran fast food halal yang menjual ayam super besar dan super enak (ngga kalah dengan KFC dan Sabana) namanya Gemini. sayangnya, Gemini belum buka kalau pagi dan ketiga pilihan lainnya ternyata ngga halal. although kata seorang teman asal Irlandia, it should already be a common practice in fast food restaurants to separate their cooking equipment that is used to cook pork so the beef and chicken menu should be safe enough. plus, if the waitress can identify that the customer is a moslem, then he should change his glove, knife, and other tools he use to serve a food. or you can just ask him to do so. anyway, akhirnya saya memutuskan untuk ke minimarket terdekat. minimarket di seberang rumah saya pun banyak pilihannya. ada Sainsbury, M local, kalau jalan agak jauh sedikit ada Nisa local, dan lain-lain. di minimarket saya mengambil 2 potong roti, sebotol jus, dan sebotol air mineral. ketika sampai di kasir, oh my God mbak-mbak atau mas-mas kasirnya ngga ada! yang ada hanya mesin-mesin canggih untuk pembeli meng-scan sendiri belanjaannya. awalnya panik cause i’m afraid i won’t be able to do it. untungnya ada ibu-ibu baik hati yang mengajarkan saya cara menggunakan mesin ini. it’s easy, actually. buat siapapun yang dulu suka play role jadi kasir, maybe this is a good chance to try to be one, hehehe. seperti di Indonesia, tinggal dekatkan barcode ke mesin scan lalu barang akan masuk di list belanjaan kita. untuk roti, karena ngga ada barcode-nya, kita bisa pilih menu dan klik yang sesuai dengan roti yang kita ambil dan memasukkan kuantitinya. pembayaran bisa menggunakan debit card atau cash. ada slot untuk memasukkan uang di mesinnya dan uang kembalian secara otomatis akan keluar. cool! jadi mungkin ini yang disebut-sebut sebagai teknologi dapat merenggut pekerjaan seseorang. they don’t even need a cashier anymore.

Uang kertas di UK, nominal terkecilnya adalah 5 pounds. even 1 pound comes in a coin. hari-hari pertama di sini, which was hari-hari tersering belanja, susahnya minta ampun untuk bayar dengan uang koin. selain ngga terbiasa menggunakan koin, saya juga masih belum hafal mana 1 pound, mana 2 pound, dan seterusnya. ribet dan selalu ngga enak sama antrian di belakang kalau terlalu lama di kasir. pernah saya membayar belanjaan seharga 2 pound dengan 2 koin senilai 2 pound, untung kasirnya baik dan mengembalikan 2 pound saya yang berlebih. di sini, saya lebih menghargai uang koin. kalau ada koin terjatuh dari dompet, pokoknya harus dicari sampai dapat karena lumayan banget nilainya hehehe.

Di sekitaran kampus dan city centre, semua orang (well, mostly sih..) berjalan kaki. pedestrian-nya luas, udaranya enak (maksudnya ngga penuh asap hitam, tapi dingin banget jadi buat saya jalan kaki tuh lumayan perjuangan), dan beberapa tempat memang within walking distance. anyway, so far suhu di sini paling tingginya 16 derajat dan terendah adalah 9 derajat sejak saya tiba. walking pace-nya orang-orang di sini super cepat. sampai sekarang saya masih belum terbiasa menyamakan kecepatan langkah saya dengan kebanyakan orang di sini. in terms of crossing the street, rupanya Singapura masih lebih tertib. in Manchester, even though there is a traffic light for people who’s about to cross the street, people often neglect it. selama ngga ada mobil yang akan lewat, nyelonong aja. saya sendiri masih ngga terlalu berani main nyelonong (kecuali rame-rame). soalnya mobil rata-rata melaju dengan cepat plus busnya hampir semua double decker. bisa lewat kalau nyebrangnya ngga hati-hati.

British people cukup terkenal dengan keramahannya, mereka memang baik-baik, murah senyum, murah sapa. sapaan yang awalnya terdengar aneh bagi saya adalah “are you alright?” yang semata-mata sebetulnya berarti “how do you do?” atau “how are you?”. tadinya saya pikir muka saya terlihat capek atau ada yang salah dengan sesuatu sampai mereka bertanya “apakah kamu baik-baik saja?”. selain itu, di sini orang-orang suka mengganti “thank you” dengan “cheers”. misalnya, selesai belanja di supermarket, kasir sering berkata “cheers” yang ternyata maksudnya adalah “terima kasih” in a more casual way. can’t wait to learn many other British words.

Salah satu goal saya saat sekolah S2 adalah bersahabat dengan perpustakaan (waktu skripsian, saya cukup menyesal karena ngga sejak dulu sering ke perpus, explore buku-buku kuliah dan belajar bak anak rajin di meja perpus). perpustakan di University of Manchester is not a fancy building, nothing’s a fancy building in here, seriously. bangunan perpusnya jangan dibandingkan deh dengan crystal of knowledge-nya UI dengan aula terapungnya. hal yang super sophisticated adalah sistemnya. lokasi buku bisa dilihat dari web, in detail. peminjaman buku dilakukan di sebuah mesin, just swipe the student card, enter the library PIN, and scan the book. voila! the book is yours for the whole semester. yup, for the whole semester! semua buku, kecuali buku yang tergolong high demand, bisa dipinjam sepanjang semester. i’m so happy hehehe. i can’t afford to buy all the required books. satu mata kuliah bisa menggunakan tiga atau empat buku sebagai referensi. di musim ujian, banyak mahasiswa belajar di perpus dan ternyata untuk belajar di perpus itu perlu booking dulu. just go to the website and then book a study place in your preffered library. ada tempat belajar lain di sini, namanya Alan Gilbert Learning Common atau gampangnya disingkat Algil. gedung ini keren banget, terdiri atas beberapa lantai, di tiap lantai ada computer cluster dan ruang belajar. tapi ruang belajarnya bukan sembarang ruang belajar. ada yang berbentuk sofa, ada yang seperti kursi ruang tamu, yang paling cool adalah cubicle untuk group study yang dilengkapi dengan meja dan kursi seperti di ruang meeting, pc, keyboard, dan monitor sebesar TV di ruang keluarga saya di rumah. setiap tempat belajar dilengkapi dengan LAN plug dan electric socket. i adore this place so much.

Di minggu pertama saya ini, saya juga berkesempatan sedikit city tour (meskipun belum bener-bener keliling Greater Manchester). i will definitely write that exprience down in this blog later on. so please bear with me for a moment and stay tune 😀

Cheers

Overwhelmed

Hello again!

Hari ini tepatnya adalah hari ke-5 saya berada di Manchester, tepatnya saya tinggal di Oxford Road and it’s just some minutes away from main campus. hari-hari pertama saya di sini, well, it was overwhelming. ada banyak yang harus diurus. plus, settling down in a new place definitely took some time.

When you’re studying in the UK, there are some mandatory things that you need to do. berikut ini adalah urusan-urusan yang cukup urgent yang harus segera dilakukan soonest upon arrival :

Pick up BRP (British Residence Permit). sesuai dengan peraturan baru di Inggris, visa pelajar yang tertempel pada paspor hanya akan berlaku satu bulan, selebihnya fungsi visa digantikan oleh BRP. semacam KTP, kalau di Indonesia. di BRP ini akan tertulis detail seperti pada visa dan masa berlakunya lebih panjang (mine is until Jan 30th 2017). this allows you to leave your passport at home all the time. BRP bisa di-pick up di kampus atau di post office. kartu berharga ini harus segera diambil as soon as possible. jadi sehari setelah saya sampai, saya segera ke post office di Piccadilly Plaza untuk mengambilnya. prosesnya super cepat, hanya perlu melampirkan paspor dan surat pengambilan BRP (disertakan pada saat pengambilan visa). yang menarik adalah, kantor pos di Manchester jauh dari apa yang saya bayangkan. kalau di Jakarta, kantor pos biasanya lekat dengan kesan ‘tua’, di dalamnya terdapat loket dan kita bisa melihat jelas paket-paket dan amplop yang akan dikirim ke penerima. here, the post office is located at the back of a souvenir shop. i wouldn’t even guess it will be there. untungnya saya bertanya pada petugas di Visitor Information. kawasan Piccadilly, di city centre, memang padat dan penuh dengan bangunan. ada hotel, mall, toko, kantor, bank, dan lain-lain. surely, malu bertanya sesat di jalan, unless you plan to do so to get a better understanding of this area.

International student check-in. saya belum menyelesaikan bagian ini but i will today. i hope the queuing line is still bearable. this is where i’ll get my student card (yeay! jadi bisa segera pinjem buku di perpus, sebelum kehabisan dan bisa naik bus gratis di kawasan kampus).

Opening a UK bank account. dengan banyaknya mahasiswa baru (especially the international one), membuka akun bank menjadi rebutan. harus antri panjang dan konon kadang ditolak karena sudah melebihi batas antrian di hari tersebut. but i’m so lucky! Allah baiknya emang ngga kira-kira karena just two days after my arrival, saya sudah punya bank account 😀 alhamdulillah.. sekarang tinggal menunggu kiriman paket kartu debit dan segala perangkat perbankan tiba di rumah.

Lapor diri ke KBRI. sebagai warga negara yang baik, lapor diri ini sifatnya wajib. KBRI letaknya di London, tapi ngga jarang juga petugas KBRI mendatangi kota-kota yang banyak orang Indonesia-nya. mereka berkunjung bukan hanya untuk melayani lapor diri, tapi juga perpanjangan paspor, konsul, dan lain-lain. hari sabtu kemarin, petugas KBRI datang ke Manchester berbarengan dengan acara September Ceria yang diisi dengan perlombaan plus pasar makanan Indonesia. ada makanan jadi seperti bakso, nasi padang, sate ayam, sate padang, dan lain-lain. ada juga makanan yang harus dimasak seperti tempe, kerupuk, indomie berbagai rasa, mie sedap, bumbu-bumbu, beras, dan sambal. proses lapor diri itu cepat (tapi antri), hanya tinggal isi formulir kemudian menyertakan foto 4×6 satu lembar. nanti paspor orang yang sudah lapor diri akan di-cap sebagai penanda.

Register to a GP (General Practitioner alias dokter umum). saat aplikasi visa, kita akan membayar insurance sebesar kurang lebih 7 juta (tergantung kurs ya.. karena nominalnya dalam dollar atau pounds gitu, agak lupa). nah dengan membayar itu, we’re entitled to a free health service in the UK termasuk vaksin. tapi, gigi dan mata ngga ter-cover di sini hehe jadi harus gosok gigi yang rajin supaya ngga sakit gigi. untuk bisa dapet semua fasilitas itu, terlebih dahulu harus register ke dokter umum terdekat. step ini pun belum saya lakukan, hehehe karena memang ngga terlalu urgent dan mau barengan dengan yang lain aja biar kumulatif.

Nah, itu adalah 5 hal administratif yang harus saya lakukan setibanya di UK. tapi ada banyak hal-hal nonadministratif yang harus diselesaikan juga. i’ve been here before ketika merantau ke Thailand but it was a lot easier karena studio tempat saya dan Putri tinggal waktu itu udah fully equipped dengan kitchen utensils (panci, wajan, sendok-garpu, pisau, semuanya deh). sedangkan saya di sini harus mulai dari 0 ditambah dengan belanja bahan makanan.

Here’s the story. I went to the city centre, Arndale, pusat perbelanjaan yang sangat amat besar. i think i might get lost there. di sana ada toko bernama Wilko, semacam mini ace hardware yang menjual berbagai macam produk. sayangnya, di Wilko ngga banyak pilihan and guess what? banyak produk yang udah ngga tersedia, saya rasa pastinya habis diembat oleh mahasiswa yang sudah datang lebih dahulu dari saya. saya kebagian wajan dan cutting board aja di sana. perburuan selanjutnya adalah di Poundworld (toko yang menjual semua barang dengan harga 1 pound). ngga kebagian sendok dan garpu, apalagi pisau. yang ada hanya mangkok, piring, dan spatula. better daripada ngga sama sekali. selanjutnya pergi ke Poundland (another toko 1 pound) dan alhamdulillah dapat pisau dan garpu (masih ngga punya sendok), dapat bonus nemu teh isi 120 kantong dengan harga 1 pound hehehe. beneran deh, kadang bisa berhemat juga dengan belanja di Poundland, although you may not find everything ya.. next stop is Lidl untuk beli bahan makanan, supermarket yang satu ini emang terkenal murah dan banyak promo-nya. katalog promo bisa dilihat di website-nya. saya juga membeli aneka daging halal di Worldwide Superstore (di sini akhirnya saya menemukan sendok! yeay!). sosis, meatball, salami, semuanya halal. anyway, di Tesco pun ada halal section-nya. jadi kalau di supermarket Indonesia kita sering lihatnya non-halal section, di sini malah adanya halal section hehehe. di sebelah Worldwide ada juga penjual daging halal, tokonya hanya menjual daging. di Worldwide kita bisa menemukan buah-buahan, sayuran, dan bumbu-bumbu. oh ya ada beras dan indomie juga di sini (beras 2kg sekitar 2 pounds dan indomie 1 pounds dapat 5 bungkus, it’s a great deal actually). Worlwide ini lebih cenderung menyediakan bumbu untuk masakan timur tengah dan India. kalau untuk masakan Asia, pilihan berbelanja lainnya bisa di China Town, ada beberapa toko yang jadi favorit orang Indonesia. ada bihun, tempe, indomie dan beras (lagi), shin ram yun halal, temu kunci, lengkuas, sereh, tahu, tauge (baru ketemu tauge ya di China Town ini), dan masih banyak lagi yang menarik. kalau udah paham masalah perdapuran begini, semoga nanti masakan saya di sini bisa enak-enak dan beragam supaya ngga banyak jajan hehehe. so far sih belum membandingkan dimana lebih murah untuk membeli A atau dimana lebih murah membeli B. i’ll get better for sure.

It was indeed overwhelming. saya tiba di sini Kamis malam dan baru settle down di hari Sabtu sore. it took 2 days! next goal : cari food container yang agak besar supaya masak pagi-pagi bisa sekalian sampai malam, dimasukkin food container lalu masuk kulkas nanti tinggal dihangatkan lagi malam-malam 😉

Cheers

First Long Distance Solo Flight

It’s 6 o’clock in the morning now. yup, finally, i’m here in Manchester. this is my first morning after 16 hours flight plus 3 hours transit time in Doha and another 3 hours wait until the university shuttle took me to my accommodation hall. well, such a long journey.

I flew by Qatar Airways, i enjoyed the flight very much. the plane has a wide room for our legs. it has good entertainment as well, even Inside Out movie is already available to watch on the plane! and they served the passengers plenty of food. well, i spent most of my time sleeping :p naik maskapai arab (semacam Qatar, Emirates, dan Etihad) untuk penerbangan jarak jauh menurut saya lebih convenient karena makanannya halal, transitnya di bandara yang ada musholla-nya sehingga selain bisa solat, bisa rebahan dulu juga sebentar setelah pegel-pegel duduk 8 jam, dan kalau buat saya, karena ada doa-nya sebelum take off, jadi merasa lebih aman aja hehehe.

It was my first long distance solo flight. rasanya? biasa aja. but since i won’t be back home until next year, awalnya masih blur, antara is it for real dan okay let’s start the journey. ketika saya berjalan di garbarata bandara Soekarno Hatta menuju ke pesawat, i wonder “pergi banget nih?” and there’s no way back. ibaratnya, udah kepalang basah, mending sekalian menyelam dan menikmati ‘laut’nya.

I kept thinking on the airplane, how will everything be like and whether one year will pass by quickly or not. yup, selain solo flight jarak jauh pertama, ini juga merupakan pengalaman merantau saya yang pertama seumur hidup. a year, far from family, with 6 hours time difference (7, during winter). pokoknya super mellow deh. but everything’s fine so far. i passed the immigration quickly, the officer didn’t even ask for my CAS (confirmation to accept study) or my offer letter. he let me through just by asking which campus will i be studying at and what my major is. sampai di hall (tempat saya akan tinggal), rumahnya oke, kamarnya oke, kamar mandinya pun oke. the kitchen is huge. it will be very comfortable for me to cook there.

Disini masih bingung, banyak pertanyaan dan kekhawatiran muncul di kepala, belum tau banyak hal. but, all i need is to go out, explore, and ask, right? banyak banget orang indonesia di sini.. luar biasa. walaupun belum ada yang ketemu secara langsung, sih. but surely i will spend a lot of time with them. so now, let’s get up and get ready for my first day in Manchester!

Stay tune for more stories!

Cheers

IELTS 101 : Writing Task 2

Here’s where the hard work begin 😀 but worry not. Remember, practice makes perfect and here I’m trying to help you with what I know will work for the test. You have to write 250 words in this task and you need to have a very good planning.

The common instruction in task two is to describe two point of view of a topic. Or, you’re given a statement and you have to choose whether you agree to it or not. One tips is not to take it too personal. Sometimes, your heart disagree with the statement but somehow your brain has a lot more arguments to agree. My advice is (actually this is my teacher’s advice), follow your brain. This is an English test, the assessor doesn’t really care of your beliefs. What you need to show is how good you are in writing an essay and how well-structured your writing is. Below is an example of IELTS writing task two.

http://www.ielts-mentor.com/writing-sample/writing-task-2/187-ielts-writing-task-2-sample-3-women-make-better-parents-than-men-and-that-is-why-they-have-the-greater-role-in-raising-children
http://www.ielts-mentor.com/writing-sample/writing-task-2/187-ielts-writing-task-2-sample-3-women-make-better-parents-than-men-and-that-is-why-they-have-the-greater-role-in-raising-children

The instruction is clear : to express our opinion. However, it’s not necessary to merely explain our opinion. We can at first discuss both views (which is good because we will have a lot more to talk about) and then make a clear statement whether we agree or not at the end of the essay.

Now, let’s make a breakdown of why we should agree and why we should disagree.

Women are better :

  • Women have already built relationship with the child even before the child is born.
  • Most women stay with the children longer than men.

Men are just as good as women :

  • Each mother and father have different role for their children and both are important.
  • It is unfair to judge one’s capability at parenting by the gender.
  • Some children find themselves closer to their father than their mother.

In a very short time (depends on how fast you can develop your idea and the speed of your hand while writing, but I recommend to plan your writing within 10 minutes, not more), that’s all I can think of. I got two arguments for agree to women make better parents than men and three arguments for disagree, thus my opinion would be : I strongly agree that men are just as good as women at parenting.

I understand that building the idea is kind of hard and of course you will need more than 10 minutes in some of your first trials. Sometimes you’re stuck, especially if you aren’t familiar with the topic. But with a lot of practices, I believe you can do it.

Now let’s talk about the structure of the essay. The first paragraph must be the one where you re-write the statement. You need to tell your readers what you’re going to talk about, right? You may start to write down your arguments in paragraph two. It’s better to start with the one that is opposite to your final opinion. In this case, go with the ‘women are better’ arguments first. The third and fourth paragraph belongs to the arguments of your opinion. I recommend two paragraph because it makes it look like you have a firm decision (lot more arguments, written in not just one, but two paragraphs). And last, always finish your essay with a conclusion.

The first paragraph is sometimes called an introduction. It’s pretty easy because all you need to do is re-write the statement given. But, do not merely re-write it. Use another word that has the same meaning. It’s important to show the assessor that you have a wide range of vocabulary on your head.

For paragraph two until four, my tips is not to repeat some words too much. We tend to say ‘parenting’, ‘parents’, ‘role’, and ‘raising’ too often in those paragraphs (believe me). It will be great if you can substitute those words with another word from the dictionary. So, reading anything that’s written in English is really helpful. You’re going to know a lot of words and phrases. Please do read a lot when you’re preparing for an IELTS test.

When you’re reaching to the conclusion, probably you will be at a state where you don’t know what to write anymore. Therefore, the fifth paragraph is easy. Make sure you write your opinion strongly, do not sound bias (because you’re asked to do this) and write again the statement (write it differently from the first paragraph). It’s common to write the statement first and end the essay with : in my opinion, men are just as good as women in parenting and it’s not fair to judge how big someone’s role is in raising children by the gender. Voila!

When you’re practicing for the writing section, you have to stick to the time given in the actual test. You have 60 minutes to do both task one and task two. Start a stopwatch and do the writing. When your time is up, mark your writing (at the point where the stopwatch ring) and continue writing. You’re going to know how fast you are and by how much you need to improve your speed.

It is up to you which task you want to do first. Just bare this in your mind : you have to finish them all. Well, i actually spare like 5 minutes before the end of the test to re-read my essay. Just to make sure that everything’s fine and looking good.

Okay, that’s all for writing task two. Do your best! If you have any inquires, please do not hesitate to contact me 😀 you can find my email address at the ‘Meet The Writer’ menu.

Good luck

Blog at WordPress.com.

Up ↑